Logo Kab. Asahan/Foto Google |
Al
kisah pada zaman dahulu kala seorang pendekar dari Batu Bara menetap di sebuah
kampung, yang sekarang dikenal dengan nama Silau Laut, Kecamatan Air Joman,
Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, banyak meninggalkan cerita masa lalu
dan salah satunya adalah “Kisah Batu Pikir”.
Tidak
begitu jauh dari kediaman beliau, ada satu kawasan yang diyakini masyarakat
setempat sebagai lokasi Batu Pikir. Menurut cerita yang dapat dipercaya
ditempat tersebut ada sebuah batu besar, dimana di atas batu tersebut pernah
duduk seorang Panglima/pendekar dari Utara bersama pengikutnya selama
berhari-hari, berpikir dan menimbang-nimbang apakah akan masuk dan
menyerang atau tidak ke rumah Pendekar
Batu Bara tersebut.
Setelah
berpikir panjang, akhir panglima pendatang tersebut memutuskan untuk menyerang
ke rumah Pendekar Batu Bara.
Singkat
cerita sampailah Panglima penyerang ke rumah Pendekar Batu Bara dan langsung
terjadi pertarungan sengit antar ke dua jawara ini, dengan mengeluarkan
jurus-jurus andalan masing-masing yang sangat mematikan. Tak seorangpun yang
berani menghentikan pertarungan ini, sampai akhirnya datanglah seorang nenek
dari dalam rumah Pendekar Batu Bara yang tak lain adalah isteri pendekar Batu
Bara tersebut, sambil berteriak lantang ia berseru “Sudah-sudah ... cukup ...
hentikan, teriaknya kepada Panglima penyerang, bagaimana pulak kamu ini
Panglima, kok bersilat/berantam dengan antan/alu ? (alat penumbuk lesung) datuk
... datuk ... tegur nenek tersebut”.
Seketika
Panglima penyerang tersentak dan kaget bukan kepalang, ia tersipu malu
menyadari bahwa dirinya dari tadi telah bertarung dengan antan (dalam benaknya
sebagai sosok Pendekar Batu Bara), langsung Panglima penyerang tunduk dan
memberi salam hormat kepada sang nenek yang sesaat telah didampingi suaminya,
Pendekar Batu Bara.
Menurut
cerita yang berkembang di masayarakat sekitar, ketika Pendekan Batu Bara mau
masuk kembali ke rumahnya, orang-orang disekitar terpukau karena melihat
beberapa perhiasan, seperti emas, intan dan permata, datang secara tiba-tiba
dan mengikuti Pendekar Batu Bara masuk kerumahnya.
Kejadian
ini bermaknadan mempunyai pesan penting kepada kita semua, bahwa bagi diri
Pendekar Batu Bara (Tuan Syehk Abdul Rahman Silau Laut)sekiranya beliau
menginginkan harta benta (urusan duniawi) adalah sangat mudah, beliau tidak
mengejar harta tapi harta benadalah yang mengejar beliau, tujuan hidup Pendekar
Batu Bara adalah keridho’an Allah SWT yang menjadi paling utama dari
segalanya.
Diceritakan
langsung oleh alm. Bang Jalil Batu Bara ( masih termasuk cucu dari pendekar
Batu Bara tsb, yakni tuan syehk waliyullah Abdul Rahman Silau Laut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar