Keangkeran Nusakambangan 2
Merdeka.com
- Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Cilacap, Jawa Tengah. Namanya kesohor
sejak zaman Belanda lantaran dikenal sebagai tempat para tahanan politik. Di
pulau ini ada sebuah benteng peninggalan Belanda. Pulau itu kini dikenal karena
penghuninya narapidana kelas kakap.
Foto Google |
Kusni
Kasdut, penjahat era 1980-an berperilaku seperti Zoro pernah mendekam di
penjara Nusakambangan sebelum dihukum mati. Selain itu ada Jhony Indo,
narapidana paling dicari dan tersohor lantaran berhasil melarikan diri dari
Nusakambangan. Lalu ada terpidana teroris Bom Bali I, Amrozi dan kawanannya
dan teranyar John Kei juga baru saja dipindahkan ke penjara kelas berat ini.
Banyak
yang menyamakan Nusa Kambangan dengan penjara di Pulau Alcatraz, Teluk San
Francisco, California, Amerika Serikat. Bedanya Alcatraz merupakan pulau karang
sedangkan Nusa Kambangan ialah pulau dengan kekayaan alam melimpah dan banyak
gua alam.
Namun
keelokan pulau ini rupanya memiliki keangkeran. Jangan sembarangan masuk ke
dalam hutan di Nusakambangan. Salah-salah bisa kesasar alias tidak bisa
keluar. Salah satu jenis pohon paling dihindari yaitu akar mimang. Tumbuhan
merambat ini tidak boleh dilangkahi. Jika hal itu dilakukan, ada kepercayaan
bakal berputar-putar di tempat.
Merdeka.com
mencoba masuk ke dalam hutan saat mereportase di bukit kapur. Salah seorang
pengantar, Ageng, bercerita soal pantangan melangkahi akar Mimang. "Ayo
kita turun sebelum keluar akar Mimang," katanya Kamis pekan lalu seraya
menunjuk ke arah sebuah akar mimang di sebelah dia. "Iya ini akar
mimang," ujarnya dengan logat Cilacap kental dikenal dengan sebutan bahasa
ngapak.
Jarum
jam saat itu menunjukkan pukul lima sore. Keadaan mulai gelap ditambah suara
hewan-hewan liar hutan mulai terdengar bersahutan.
Slamet
membenarkan soal pantangan melangkahi akar mimang. Bila melangkahi pohon
merambat itu bakal sulit mencari jalan pulang. Namun Slamet punya jurus jitu
mengatasi hal itu. Orang tuanya dulu berpesan kalau hendak masuk hutan
sebaiknya menandai pohon besar menggunakan golok sebagai tanda pengingat jalan.
"Tergantung niat sebenarnya, selama baik pasti tidak apa-apa." [fas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar