Batu Kalimaya - Foto Google |
Ada
perbedaan pendapat terkait asal usul nama Opal. Sebagian kalangan meyakini nama
Opal diambil dari istilah Romawi, Opalus. Mengacu kepada istri Saturnus dan
dewi kesuburan yang bernama Opalia. Pendapat lain mengatakan penggunaan nama
Opal berasal dari bahasa Yunani, opillos yang memiliki dua makna.
Makna
pertama berarti melihat. Dan makna kedua adalah ‘sesuatu yang lain’ atau
‘perubahan’. Penggunaan nama ini tentu mengacu kepada karakteristik batu ini
yang kerap mengalami perubahan warna jika terpapar cahaya. Namun, ada juga
pendapat yang mengatakan nama Opal berasal dari bahasa sansekerta, Upala.
Kepercayaan
asal nama Opal dari bahasa Sanskerta mengacu kepada catatan Romawi sekitar
tahun 250 SM. Awalnya batu ini diketahui memiliki nama yang bermacam-macam dan
baru dibakukan penggunaan nama Opal setelah 250 SM. Dalam catatan tersebut
diketahui Opal didatangkan oleh pedagang Bosporus yang mengaku memasok Opal
dari India.
Opal
atau Kalimaya memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari batu permata
lainnya. Struktur internal yang unik membuat batu Kalimaya lentur terhadap
cahaya dan memancarkan aneka warna. Warna yang terkandung di batu Kalimaya
biasanya warna putih yang dikombinasikan dengan warna abu-abu, merah, oranye,
kuning, hijau, biru, magenta, mawar, merah muda, batu tulis, zaitun, cokelat,
dan hitam.
Kalimaya
yang memiliki perpaduan warna merah dan hitam merupakan jenis yang langka.
Sedangkan Kalimaya yang memiliki perpaduan warna putih dan hijau merupakan
jenis yang umum dan sering ditemukan.
Hingga
kini Australia masih menjadi pemasok terbesar batu Kalimaya. Negeri Kanguru itu
memproduksi 97 persen dari pasokan Kalimaya dunia. Kota Coober Pedy di
Australia Selatan merupakan sumber utama dari Opal Kristal. Lahan Mintabie Opal
yang berjarak 250 km arah barat laut dari Coober Pedy juga telah menghasilkan
jumlah besar dari Kalimaya Kristal dan sejumlah kecil Kalimaya Hitam.
Beragam
jenis Kalimaya juga ditemukan di sejumlah daerah di Australia seperti
diantaranya di Andamooka, Lightning Ridge di New South Wales dan Queensland
bagian barat. Sementara di Meksiko kerap ditemukan jenis Kalimaya Api.
Selain
Australia dan Meksiko, sejumlah negara di belahan dunia juga diketahui
menghasilkan batu Kalimaya seperti di Republik Ceko, Slowakia, Hungaria, Turki,
Indonesia, Brasil, Honduras, Guatemala, Nikaragua dan Ethiopia. Pada akhir
2008, NASA bahkan mengumumkan telah menemukan endapan mengandung Kalimaya di
planet Mars.
Tuah
Batu Kalimaya di Mata Masyarakat
Sejak
abad Pertengahan, bangsa Eropa percaya batu Kalimaya bisa membawa keberuntungan
bagi pemiliknya. Pasalnya, Kalimaya dianggap memiliki semua keistimewaan di
setiap batu permata yang diwakili oleh aneka warna yang terdapat pada Kalimaya.
Namun
sejak tahun 1829, kepopuleran batu Kalimaya menurun lantaran sebagian
masyarakat meyakini batu jenis tersebut bisa menimbulkan malapetaka dan nasib
buruk hingga kematian. Keyakinan itu mengacu pada cerita tragis seorang
bangsawan wanita yang selalu memakai batu Kalimaya yang memiliki kekuatan supranatural.
Ketika
batu miliknya terkena cipratan air suci, segera batu Kalimaya miliknya berubah
menjadi batu kasar dan sang bangsawan tidak lama berselang meninggal. Kisah
yang disampaikan dari mulut-ke mulut itu berimbas pada penjualan batu Kalimaya
yang anjlok di Eropa. Kanepercayaan ini terbawa hingga saat ini dan terus
berkembang dengan menganggap batu Kalimaya merupakan perwujudan mata setan.
Bagaimana
dengan di Indonesia? Masyarakat Indonesia juga memiliki dua pandangan yang
berbeda terkait batu Kalimaya. Ada yang mempercayai batu Kalimaya membawa
pengaruh baik terhadap pemiliknya. Bahkan batu Kalimaya dipercaya bisa membawa
kebahagiaan kepada pemiliknya. Dan suasana hati si pemilik bisa terlihat dari
kilap batu Kalimaya yang dimiliki.
Jika
bercahaya berarti pemiliknya sedang merasakan kebahagiaan dan jika meredup maka
menandakan pemiliknya sedang ditimpa rasa murung.
Namun
tidak sedikit juga yang percaya batu Kalimaya hanya membawa nasib buruk. Mereka
percaya batu Kalimaya bisa meningkatkan nafsu birahi si pemilik yang membuat
pikiran kacau dan mengganggu urat syaraf.
Selain
itu, wanita baik-baik dipercaya akan berubah menjadi nakal jika mengenakan batu
ini. Masyarakat Cina bahkan menganggap batu Kalimaya bisa mengganggu rumah
tangga dan memberi dampak buruk bagi kesehatan pemiliknya.
Ada
pula kepercayaan lain yang mengatakan jenis batu Kalimaya Hitam tidak boleh
dimiliki oleh sembarang orang. Pasalnya, jika tidak cocok maka batu Kalimaya
itu akan membawa bencana bagi pemiliknya. Tapi jika cocok, maka akan membawa
kebahagiaan buat si pemilik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar