Ilustrasi
ejakulasi dini. ©2015 Ziminski.com
|
Merdeka.com - Sperma yang keluar
terlalu dini saat melakukan hubungan suami istri dapat menjadi isu tersendiri
bagi pasangan suami istri. Entah karena adanya masalah kepuasan yang sama-sama
tidak tercapai. Atau adanya masalah sperma yang kurang maksimal karena
dikeluarkan terlalu dini, masalah ejakulasi dini jelas merupakan problem dalam
kesehatan kehidupan berumah tangga.
Sebenarnya, waktu rata-rata yang
diperlukan oleh pria untuk mengeluarkan sperma setelah senggama adalah sekitar
lima setengah menit. Meski demikian, tidak semua pria mengalami ejakulasi dalam
tempo waktu tersebut. Terkadang, terdapat pria yang butuh waktu lebih lama atau
butuh waktu yang hanya sedikit lebih cepat.
Untuk mengetahui apakah seorang
pria mengalami ejakulasi dini adalah dengan memperhatikan tempo waktu keluarnya
sperma. Jika sperma keluar setiap dua menit sekali kapanpun penis melakukan
penetrasi, maka hal ini menandakan terjadinya ejakulasi dini. Saat hal ini
terjadi, maka pria yang bersangkutan perlu mendapatkan penanganan medis
sesegera mungkin untuk mencegah bertambah seriusnya kondisi.
Kondisi ejakulasi dini sendiri
dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Ejakulasi dini primer, kondisi
di mana ejakulasi prematur telah terjadi semenjak pria pertama kali aktif
secara seksual atau rutin berhubungan seksual.
2. Ejakulasi prematur sekunder,
kondisi di mana ejakulasi dini terjadi pada pria yang sebelumnya memiliki
kondisi ejakulasi normal.
Ejakulasi primer sendiri dapat
terjadi akibat adanya masalah psikologis yang dialami oleh pria, seperti akibat
adanya pengalaman seksual yang menyebabkan trauma pada pria saat berusia lebih
muda. Sementara itu, ejakulasi sekunder dapat timbul akibat adanya faktor
psikologis maupun faktor kondisi fisik pria. Kondisi fisik sendiri dapat
terdiri dari adanya penyakit tertentu yang dialami oleh pria, seperti adanya
tekanan darah tinggi atau hipertensi, adanya kondisi diabetes hingga adanya
kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
Dalam melakukan pengobatan bagi
ejakulasi dini, penderitanya perlu terlebih dahulu mengetahui penyebab dari
terjadinya kondisi ejakulasi dini, apakah akibat faktor kondisi fisik atau
akibat faktor psikologis.
Jika ejakulasi dini terjadi
karena adanya kondisi psikologis yang terganggu, maka pengobatan dapat
dilakukan dengan mengonsumsi jenis obat Selective serotonin reuptake inhibitors
atau SSRIs. Obat jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati kondisi depresi.
Efek samping dari konsumsi obat ini adalah adanya penundaan ejakulasi. Berikut
ini beberapa jenis obat SSRIs yang biasa diresepkan oleh dokter:
1. Paroxetine
2. Sertraline
3. Fluoxetine
Obat-obatan ini memiliki
persyaratan harus dikonsumsi selama seminggu hingga dua minggu sebelum efek
nyatanya terlihat.
Saat penyebab terjadinya
ejakulasi adalah kondisi fisik, Anda dapat melakukan beberapa tips menahan
ejakulasi berikut ini.
Dengan menggunakan kondom tebal
yang berfungsi untuk mengurangi sensasi seksual pada alat kelamin.
Dengan menarik napas dalam-dalam
dengan tujuan menunda refleks ejakulasi tepat sesaat sebelum dorongan
berejakulasi muncul.
Dengan memposisikan diri di bawah
pasangan agar saat dorongan berejakulasi muncul, pihak pria dapat menarik pasangan
untuk menjauh dan menunda ejakulasi sebelum kembali memulai senggama dan
stimulasi.
Dengan memikirkan hal-hal yang
membosankan selama hubungan badan berlangsung agar dorongan ejakulasi dapat
diperlambat munculnya.
Dengan mengonsultasikan masalah
ejakulasi dini yang dialami melalui sesi-sesi terapi pasangan dengan ahli dan
profesional dalam pengobatan kondisi ejakulasi dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar