MURTADO |
Toya merupakan senjata dalam
seni bela diri berupa tongkat panjang. Murtado sering menggunakan toya dalam
berkelahi. Toya ini pula mengantarkan Murtado mengalahkan Mandor Bacan dan Bek
Lihun. Kisah ini diceritakan ulang oleh sepupu Macan Kemayoran, Ainan alias
Mandor Tinggal, kepada Iwan Cepi Murtado.
Begini jalan ceritanya.
Murtado ketika itu baru berumur seperempat abad geram atas kelakuan Mandor
Bacan, tangan kanan Bek Lihun. Sebab, kerjanya memeras warga Kemayoran saat
meminta upeti. Orang susah pun hartanya disikat.
"Bang inikan orang susah,
kalo nggak ada jangan dipaksain," kata Iwan Cepi Murtado menirukan omongan
Mandor Tinggal. Bacan tidak terima. Dia lantas menggertak Macan Kemayoran.
"Lu anak-anak mau
macem-macem."
Murtado tidak takut. Dia
membalas ancaman Mandor Bacan dengan nasihat agar tidak mengambil barang
tetangganya. Karena sudah kesal, Mandor Bacan kalap dan mencoba memukul.
Murtado berhasil menghindar dan langsung menyerang balik. Pukulannya membuat
Mandor Bacan terjengkang. Dia lari terbirit-birit meninggalkan Murtado dan
melapor ke Bek Lihun.
Mendengar anak buahnya diusik,
Bek Lihun datang dengan para jago silat mencari Murtado. Orang-orang suruhan
itu juga takluk. Murtado akhirnya berduel dengan Bek Lihun buat menolong
kembang desa ingin dinikahi paksa oleh Bek Lihun.
Bek Lihun kalah dan kabur.
Sejak saat itu Bek Lihun tidak berani datang ke Kemayoran. Belanda mendengar
kabar mengejutkan itu. Mereka lantas mengangkat Murtado sebagai penagih upeti
menggantikan Bek Lihun.
Belanda memberi dia tempat
tinggal di tengah Kampung Kemayoran. Letaknya kini di samping Markas Kepolisian
Sektor Kemayoran. Di sana sekarang berdiri rumah makan.
Berbeda dengan Bek Lihun,
sejak menjadi mandor, Murtado justru membantu warga Kemayoran. Saban hari
Murtado ditunggu warga untuk meminta bahan makanan. Dia mencuri isi gudang
beras dia jaga untu dibagikan kepada orang miskin.
Saban berpatroli keliling
kampung, warga selalu menunggu Murtado untuk meminta bantuan. Kemayoran dulunya
penghasil beras, kelapa, dan pisang. Wilayahnya membentang hingga Senen. Karena
ringan tangan, para jawara pernah kalah melawan Bek Lihun menobatkan Murtado
menjadi Macan Kemayoran.
"Nah cuma pemuda Murtado
mampu jatuhin sang jawara Bek lihun," ujar Iwan Cepi Murtado. Tiga orang
tewas dalam perkelahian ditonton warga Kemayoran itu.
Sebagai mandor, Murtado diberi
tempat tinggal oleh Belanda di tengah Kampung Kemayoran. Letaknya kini di
samping Markas Kepolisian Sektor Kemayoran. Di sana sekarang berdiri rumah
makan. [fas]
Berita Terkait
Berita Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar